Artikel Edy Hermawan, S.Sos. Gr, Guru SMA Nurul Jadid (20 Januari 2025)
Jangan melihat bagaimana seseorang sukses, tapi lihatlah bagaimana ia bisa bangkit dari kegagalan.
~ Jack Ma ~
Ketika mau menulis, nyaris dialami semua penulis pemula, selalu dihantui rasa tidak percaya diri, takut salah, takut ditertawakan, takut tulisannya tidak menarik, dan seabrek ketakutan lain. Yang sebenarnya, semua itu bertitik tolak dan bermuara pada ketakutan terhadap kegagalan.
Takut tulisannya jelek sehingga tidak percaya diri, artinya takut gagal menghasilkan tulisan yang bagus. Takut apa yang ditulis salah sehingga disalahkan, artinya takut gagal menghasilkan tulisan yang benar. Takut tulisannya tidak menarik sehingga hanya jadi lelucon dan ditertawakan, artinya takut gagal menghasilkan tulisan yang menarik. Intinya, takut gagal. Gagal menulis dengan baik. Gagal menulis dengan benar. Dan, gagal menulis dengan menarik.
Takut gagal ini menjadi momok penghambat kreativitas. Dan, tidak ada ketakutan lain yang dapat mengebiri kreativitas kecuali ketakutan pada kegagalan. Hantu kegagalan ini adalah senyatanya hantu. Muncul dari diri seseorang dan ditakuti sendiri oleh orang yang memunculkannya. Alias fantasi.
Gagal bukan sesuatu yang penting untuk diperhatikan, melainkan yang terpenting adalah bangkit dari kegagalan dan tetap optimis. Gagal bukanlah suatu dosa, tapi dosa itu adalah kita putus asa saat mengalami kegagalan. Poinnya, gagal itu boleh-boleh saja. Sah-sah saja. Yang penting, jangan pernah putus asa untuk menaklukkan kegagalan.
M. Arfan Mu’ammar dalam Be A Writer (2019:44) mengatakan, kegagalan adalah cara Tuhan mendidik kita. Menguatkan mental kita. Tidak ada kesuksesan tanpa didahului kegagalan. Dan tidak ada kegagalan yang tidak diikuti kesuksesan, selama Anda mau bengkit dan terus bangkit. Poinnya, jangan takut gagal karena di dalam kegagalan ada banyak hal bermanfaat yang dapat membuat kita jadi lebih baik.
Soal kegagalan, kita bisa belajar dari seorang penulis bernama Joana Kathleen Rowling. Siapa dia? J.K. Rowling adalah penulis novel Harry Potter. Karyanya ini sudah terkenal di seantero dunia. Tahun 2013, novel Harry Potter sudah terjual sekitar 450 juta eksemplar. Bahkan, sudah diterjemahkan ke dalam 73 bahasa.
Apakah J.K. Rowling langsung meraih sukses begitu saja? Dan tulisannya diminati banyak orang di seluruh dunia? Tidak. Dia merasakan pahitnya kegagalan. Ketika novel Harry Potter selesai ditulis dan ditawarkan kepada beberapa penerbit, dua belas penerbit yang didatanginya menolak untuk menerbitkan karyanya. Karyanya dianggap remeh, tidak masuk akal, bahkan dipandang sinis.
Namun, J.K. Rowling tidak berputus asa. Dia yakin bahwa karyanya bagus dan layak terbit. Hingga akhirnya sebuah penerbit kecil berkenan menerbitkan novel yang ditulisnya. Siapa sangka, novel berjudul Harry Potter itu menjadi best seller dan dicetak ulang berkali-kali. Bahkan, sekarang sudah diangkat menjadi film dan meledak sukses juga di pasaran sebagaimana novelnya.
Kini, J.K. Rowling pun dipandang sebagai penulis wanita paling sukses di Inggris. Tahun 2017, dia termasuk penulis wanita yang memiliki kekayaan sekitar 9,7 triliun rupiah. Bahkan J.K. Rowling mendapatkan penghargaan Order of The British Empire pada perayaan ulang tahun Ratu Elizabet II.
Salah satu contoh lagi, Mark Elliot Zuckerber. Karyanya sudah dinikmati orang di seluruh dunia. Apa itu? Facebook. Iya, Facebook. Dia orangnya yang karyanya sekarang dinikmati oleh kita semua. Apakah dia tidak mengalami kegagalan? Tidak. Dia juga gagal. Di termasuk salah satu mahasiswa dropout dari universitas ternama di dunia, Universitas Harvard Amerika. Namun, Zuckerber tidak berputus asa. Dia terus mengembangkan karyanya. Dan, sekarang bisa kita lihat sendiri kesuksesan yang dia raih setelah melalui kegagalan.
Sekali lagi, poin pentingnya tidak ada pada kegagalan atau kesalahan yang kita lakukan. Namun, bagaimana kita bangkit dari kegagalan dan membenahi kesalahan. Itu saja. Selebihnya, jangan pernah takut gagalan. Jangan pernah takut salah. Jangan pernah anggap penting cibiran orang. Gagal dan salah itu boleh-boleh saja. Yang haram dan dosa itu adalah putus asa saat jatuh pada kegagalan dan kesalahan.
Mulai sekarang, mari kita berkarya. Tulis, tulis, dan tulis. Coba, coba, dan coba. Cukup, yakin dan lakukan yang terbaik. Taqobbalallah minna waminkum. Anta maksudi, wa ridaka mathlubi. Aamiin.
Salam literasi...!
Tulisan pada website ini merupakan bagian dari proses pendidikan peserta didik di Nurul Jadid. Apabila ditemukan kesalahan atau kekeliruan maka pengelola website ini dapat menerima pengaduan dan mencabut penayangan tulisan tersebut.
0 Komentar